Wednesday, November 21, 2007

puisi 3


Sunlie Thomas Alexander

RENDEZVOUS (1)
--malam malioboro; fadhila

katamu: tiba tiba aku mencintai kotamu!

tapi kota ini pun begitu asing
melulur tubuhku
sangsi dan nyeri membatu di dada

di depan perpustakaan tua;
artefak sejarah yang lelah,
bulan tak ada dan bangku ini dingin
seperti mataku

tetapi masih saja kau percaya,
keasingan bakal memberi kita warna,
meski bening
tak terusik udara yang rusuh

tinanda apa yang mesti kubaca?
dari mata waktu membeku
kau lihat, sebuah becak melanglang
di garis edar langit yang kosong
sendu melagukan tembang jawa

aku di sini pun sesat arah
tak menemu jejak sendiri
dan kau perempuan penanda
ingin mengakrabi remang cuaca?

di kota ini, bulan tak bakal ada
hanya angin yang terlampau buruk
mempersiangi kita…

karena itu, bacalah beku mataku
bacalah dengan hati yang sendu
berulang ulang nyeri akan menjadi batu!

Yogyakarta, Februari 2007


Sunlie Thomas Alexander

RENDEZVOUS (2)
--rumah sastra jebres; fadhila

seperti mimpi dan hati nero
yang terbuka pada kebeningan acte;
kebeningan dunia!
aku ingin mengajakmu
mencumbui setiap sudut bumi yang riang,
mungkin sembari mencari kemurnian puisi
hingga hati setiap orang berbuah;
bernyanyi dan menari bersama kita

menatapmu, selalu saja dunia baru tercipta
dan semua benda belumlah bernama

karena itu, aku ingin aromamu yang belia
melekat selamanya
lalu dengan puisi, kita akan memberi nama nama
pada setiap yang bernyawa dan tak bernyawa,
juga pada tuhan yang menjadikan
segala dari tiada

berjanjilah padaku
dengan kepolosan eva
untuk meleburkan waktu dan jarak,
perempuan penanda

agar luput ketakutanku
membakar roma—ah, kota-kota
yang bersemayam di hati yang lebam

dan kita terberkati di bumi tua
sebagai manusia!

Solo, Nopember 2007