Saturday, August 30, 2008

sajak

Sunlie Thomas Alexander

HOMESICK

sekali waktu kau harus menanggung rindu
pada rumah: gurau di teras
atau aroma dapur yang pengap

tapi kepulangan,
kadangkala seperti sebuah kutuk
pada kamar senyap
dengan rasa sedih meluap
maka kembaramu pun
berhasrat kekal
seperti mimpi berkarat:
sesuatu yang tertinggal begitu kerap
di mana masa lalu sempurna jadi lanskap

siapa yang terus memanggil manggil
di antara harap cemas?

sementara kenangan
memang senantiasa tergagap,
sekaligus berlalu begitu cepat
seperti melulur cemas

ketika rumah rumah menjelma sekam
bagi setiap anak yang pergi
dengan pintu pintu hati rapat terkunci

ah, karena itu kau pun mengulum serapah
yang terlipat lipat di dada ibu,
di dada rindu dengan hasrat batu
menolak kepulangan sebagai ziarah,
selain melulu rasa ragu,
rasa ragu...

: waktu, alangkah gagu!

Yogyakarta, 2008


Sunlie Thomas Alexander

NUJUMAN
: hudan nur

di rongga dadamu,
nujum jatuhkan namaku
seperti bintang jatuh,
katamu dalam sebuah pesan
mencemaskan

dan malam yang turun di luar jendela kamarku
tiba tiba begitu ganjil

ah, kau masih saja membaca gurat waktu
di wajahku
mencari namamu yang bertabur
di langit bagai bintang, bagai kenangan sepi

tapi aku hanya mencoba
pahami nyeri di tubuhmu
yang lebih perih dari rindu
setiapkali kau menzikirkan namaku

kenapa malam ini, kau menujumku lagi
dalam sesak dadamu;
serupa lemparan dadu?

bila saja kau tahu,
udara di luar jendela
lebih berat dari hatiku, perempuan batu

Belinyu, Agustus 2008


Sunlie Thomas Alexander

DI LOS PASAR BELINYU

kenangan seperti aroma ikan asin;
masa kecil yang mengendap di lapak ingatan

tetapi kau tahu,
jejak yang banal, ngungun ruang perlahan
akan menghilang ke arah kefanaan

hingga di lorong lorong anyir ini,
nanti tak ada yang tertinggal samar
hingga kota kelahiran pun menjelma
jadi negeri asing bagi kepulangan

dan kau sertamerta menggerutu
pada los los toko, reklame dan jarum jam

ketika dentang waktu
berangkat pada kesunyian
serupa puisi yang kian sepi
dari gebalau pasar;
tempat orang orang bertukar,
mungkin, berjual beli ingatan
bagai aroma ikan asin di batas lapar

Belinyu, Agustus 2007

No comments: