
PERI BINTANG
: iya
ke palung, ke palung
laut yang dalam
kau benamkan rindu
kanak kanak yang lugu
dan bintang kecil
seperti batu
berpijar di matamu;
ah, langit yang legam itu!
tetapi di sini, barangkali
aku buta sejak dini
memahami langit biru
yang terbayang dalam tangismu
atau hujan yang selalu tercipta
dari pesan pesanmu
air matamu membentuk celuk di batu:
batu mambang, batu siluman
di kampung tepi teluk
yang penuh seteru
ke palung, ke palung
laut yang keruh
kau larungkan lukamu
perempuan sayu
maka aku pun menyusun rindu
seperti menyusun batu batu
di dadaku, cakrawala abu abu
untuk rindumu,
bintang kecil di mata kanak kanakku
: sementara, iya, malam kian berdebu...
sungguh, bukan seperti jatuh dadu
kau beredar di rajah tanganku
serupa ibu, atau tanda waktu;
kenangan yang sendu!
: kita hanya bagai sauh
yang tenggelam jauh,
berdentang di karang terumbu
Jakarta-Belinyu, Juli 2007
Foto: Iya lagi senyum...
No comments:
Post a Comment